Bank Indonesia Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Jabar Naik 6 Persen pada 2023

Dec 21, 2022 01:51 · 2 tahun lalu
 205
Bank Indonesia Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Jabar Naik 6 Persen pada 2023
Kegiatan West Java Annual Meeting yang diinisiasi oleh Bank Indonesia Jawa Barat

INFOBAIK.ID I BANDUNG,- Bank Indonesia mencatat 
pertumbuhan ekonomi 27 kabupaten/kota di Jawa Barat diperkirakan tumbuh positif namun  berpotensi lebih rendah dibandingkan tahun 2022. 

Secara tahunan, perekonomian Jawa Barat tahun 2022 diprakirakan tumbuh pada 
rentang 5,1% - 5,9% (yoy), lebih tinggi dibandingkan tahun 2021 yang mencapai 3,74% (yoy). 

Plt Kepala Bank Indonesia Jawa Barat, Bambang mengatakan, secara spasial, kekuatan-kekuatan ekonomi juga dimiliki oleh  kabupaten/kota di Jawa Barat baik di wilayah utara maupun selatan. Selaras dengan kondisi provinsi, di  tahun 2023, 

Sebagian besar wilayah di Jawa Barat diperkirakan tumbuh pada rentang 5% - 6% (yoy) yang didukung oleh beberapa akselerator pertumbuhan, antara lain 
beberapa proyek strategis antara lain infrastruktur energi di Wilayah Ciayumajakuning seperti  pembangunan pipa gas transmisi dan PLTU, pengembangan fasilitas Maintenance-Repair-Overhaul (MRO) 
dan pengambangan kawasan Aerocity, serta pembangunan infrastruktur konektivitas Jalan Lingkar TimurSelatan.

"Sedangkan, di wilayah Priangan Timur yang memiliki karakteristik berbeda dengan mayoritas  wilayah di Jawa Barat juga menyembunyikan berbagai potensi ekonomi yang perlu ditonjolkan untuk 
memeratakan pembangunan Jawa Barat utara dan selatan seperti potensi perikanan dan maritim, serta  berbagai proyek pendukung ketahanan pangan,"jelas Bambang kepada wartawan dalam acara
West Java Annual Meeting (WJAM) 2022 di Bandung, Senin (19/12/2022)

Bambang mengungkapkan, Bank Indonesia Jawa Barat telah merumuskan 8 
(delapan) rekomendasi kebijakan dalam rangka menjaga momentum pemulihan ekonomi maupun  memberikan landasan pijak untuk penguatan struktur ekonomi dan peningkatan efisiensi dalam jangka 
menengah panjang. 

Rekomendasi tersebut terdiri dari: pertama, mendorong realisasi fiskal pemerintah daerah salah satunya dengan memperpanjang realisasi bantuan sosial untuk menjaga daya beli masyarakat, 
tentunya yang didukung optimalisasi Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD). 

"Meskipun pandemi telah usai, kita masih menghadapi tantangan yang sekaligus merupakan bukti kekuatan hukum 
alam dimana terjadi bencana belakangan ini yang tentunya memerlukan respon cepat dan tanggap dari  Pemerintah Pusat dan Daerah. 

Rekomendasi kedua, perlu terus mendorong kinerja ekspor, termasuk 
merealisasikan kerjasama bisnis dan investasi dengan meningkatkan intensitas kegiatan promosional  melalui kunjungan misi dagang dan investasi ke negara calon investor atau mitra bisnis. 

Ketiga, mendorong realisasi investasi melalui penggalian potensi investasi dan melengkapi dengan feasibility study yang 
diperlukan sehingga Jawa Barat memiliki berbagai outlet investasi baik di wilayah utara maupun selatan.

Keempat, meningkatkan kinerja industri domestik, termasuk pengembangan industri yang mampu menghasilkan produk subtitusi impor secara efisien guna merespon fragmentasi ekonomi global. 

Kelima, mendukung kinerja UMKM, termasuk pengembangan pelaku UMKM agar memiliki kesiapan memenuhi 
kebutuhan domestik serta dapat memasok pasar ekspor melalui berbagai kegiatan peningkatan kapasitas dan pendampingan langsung. Keenam, mendorong efisiensi logistik untuk meningkatkan daya saing melalui  penurunan ongkos angkut barang dan biaya logistik, serta mengoptimalkan digitalisasi sistem logistik  sebagai bagian dari strategi pengendalian inflasi daerah. 

Ketujuh, melakukan optimalisasi dan sinergi  digitalisasi ekonomi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan pengendalian inflasi antara lain dengan 
melakukan integrasi data harga dan produksi pangan strategis secara realtime serta pemanfaatan teknologi digital dalam pertanian terintegrasi dan berbagai aspek kegiatan ekonomi. 

Rekomendasi ke delapan, melanjutkan langkah-langkah koordinatif pengendalian inflasi melalui berbagai program yang bersifat  struktural, seperti penguatan sisi produksi pangan dan hortikultura.

"Termasuk melalui pengembangan urban  farming dengan memanfaatkan teknologi digital, perluasan kerjasama antar daerah (KAD); pengembangan ekosistem pangan terintegrasi dari hulu hingga hilir; dan peningkatan efisiensi logistik pangan melalui  kerjasama dengan BUMN/BUMD terkait,"jelasnya

Adapun, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, dalam sambutannya mengatakan bahwa untuk mendukung optimisme pertumbuhan ekonomi Jawa Barat 2023, perlu didukung oleh semakin luasnya digitalisasi, aktivitas sektor ekonomi hijau dan sumber energi baru terbarukan.

"Ke depan, sinergi Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Bank Indonesia Jawa Barat serta stakeholders terkait akan terus semakin diperkuat, guna menjaga keberlanjutan momentum pemulihan ekonomi sekaligus mengantisipasi tekanan inflasi,"pungkasnya