Legislator Soroti Pekerjaan Rumah Jawa Barat yang Belum Tuntas

Provinsi Jawa Barat masih menghadapi berbagai tantangan besar dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Oct 19, 2024 18:00 · 5 hari lalu
 28
Legislator Soroti Pekerjaan Rumah Jawa Barat yang Belum Tuntas
Legislator Soroti Pekerjaan Rumah Jawa Barat yang Belum Tuntas

INFOBAIK I BANDUNG,- Provinsi Jawa Barat masih menghadapi berbagai tantangan besar dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 

Wakil Ketua DPRD Fraksi PDIP Jabar, Ono Surono mengatakan eskipun memiliki potensi ekonomi yang besar, provinsi ini masih harus menyelesaikan sejumlah pekerjaan rumah yang mendesak, seperti deflasi, permasalahan sampah, pembangunan yang tidak merata, serta tingkat kemiskinan dan pengangguran yang tinggi.

"Kita akan bekerja menghadapi situasi kondisi di Jawa Barat ini. Masih banyak persoalan yang belum terselesaikan dengan baik,"kata Ono kepada wartawan di Bandung, Kamis (17/10/2024) 

Salah satu isu utama yang saat ini dihadapi oleh Jawa Barat adalah deflasi. Deflasi terjadi ketika harga-harga barang dan jasa mengalami penurunan secara umum dalam jangka waktu yang cukup lama.

Meskipun di satu sisi, hal ini dapat memberikan keuntungan bagi konsumen dengan harga yang lebih murah, di sisi lain deflasi juga bisa menandakan melemahnya daya beli masyarakat. Melemahnya daya beli ini tentu saja berdampak pada perekonomian daerah. 

FPDIP Jabar mengimbau agar program kegiatan Pemerintah Provinsi Jawa Barat 

harus benar-benar fokus mengatasi ekonomi masyarakat. 

"Kondisi kantongnya rakyat Jawa Barat ini sedang tidak baik-baik saja,"tegasnya

Tingkat kemiskinan dan pengangguran di Jawa Barat juga masih cukup tinggi. Meski berbagai program pemerintah telah diluncurkan untuk mengatasi masalah ini, realitanya angka kemiskinan masih sulit ditekan. Bahkan, di berbagai wilayah di Jawa Barat, banyak masyarakat yang masih hidup di bawah garis kemiskinan, terutama di daerah-daerah pedesaan dan pinggiran kota. 

Minimnya kesempatan kerja yang layak dan terampil juga memperparah kondisi tersebut, sehingga banyak penduduk yang terjebak dalam lingkaran kemiskinan.

Pengangguran juga menjadi masalah yang cukup serius. Tingkat pengangguran di Jawa Barat, terutama di kalangan pemuda, menunjukkan angka yang mengkhawatirkan. Salah satu penyebab utamanya adalah tidak seimbangnya antara ketersediaan lapangan kerja dengan jumlah tenaga kerja yang terus meningkat.

"Pengangguran yang masih besar kemiskinan yang masih besar ketimpangan pembangunan juga masih besar banting juga masih di atas rata-rata nasional,"katanya 

Ono menyebutkan permasalahan sampah juga menjadi tantangan yang signifikan di Jawa Barat. Dengan populasi yang terus meningkat, produksi sampah di berbagai kota dan kabupaten di provinsi ini semakin tidak terkendali. 

Infrastruktur pengelolaan sampah yang belum memadai membuat banyak daerah kewalahan menangani limbah yang menumpuk. Sampah yang tidak dikelola dengan baik juga menimbulkan berbagai masalah kesehatan dan lingkungan, termasuk pencemaran air dan tanah.

Selama ini, sampah se-Bandung Raya sangat tergantung oleh TPA Sarimukti yang sebelumnya terjadi kebakaran sehingga tidak bisa beroperasi. Pada akhirnya terjadi tumpukan-tumpukan sampah di mana-mana. 

"Bandung Raya itu sangat tergantung oleh TPA Sarimukti. Kita berharap jangan ada kenadala lagubdi administrasi. Harusnya itu segera diselesaikan,"ujarnya 

Dia menilai program Pemprov Jabar tentang pengelolaan sampah berbasis rumah masih belum maksimal. Bahkan, baru sebatas wacana belum menjadi gerakan yang secara menyeluruh dilakukan oleh Pemprov yang melibatkan Pemkot/ Pemkab samapi kelurahan dan desa di Bandung Raya. Seharusnya pelayanan sampah berbasis rumah tangga harus ada edukasi yang dilakukan dan tidak lagi bersifat formal. 

"Jadi perlu edukasi yang langsung ke rumah-rumah warga,"ujarnya 

Dia menambahkan harus ada tim yang dibentuk untuk melakukan itu. Pasalnya, masyarakat memerlukan contoh sesuatu yang bermanfaat mereka.

"Sedangkan sanksi bisa dilakukan kepada masyarakat jika mereka tahu terlebih dahulu. Jadi harus ada sosialisasi dulu,"pungkasnya