Kebijakan Food Protectionism Picu Stagflasi

Jul 27, 2022 22:06 · 2 tahun lalu
 319
Kebijakan Food Protectionism Picu Stagflasi
Kepala BI Jabar, Herawanto

INFOBAIK.ID I BANDUNG,-Momentum pemulihan ekonomi yang terjadi sejak awal 2022 dan membawa optimisme keberlanjutan pemulihan ekonomi, baik global, nasional maupun Jawa Barat, dihadapkan pada 
tantangan akibat berbagai gejolak eksternal diantaranya eskalasi tensi geopolitik Rusia Ukraina,  kebijakan Zero Covid-19 di Tiongkok dan kebijakan food protectionism. 

Kepala Bank Indonesia Jawa Barat, Herawanto mengatakan hingga saat ini tercatat  beberapa negara telah menerapkan kebijakan food protectionism pada komoditas pangan  utamanya gandum, minyak sawit dan gula. 

Jika berlanjut, maka kebijakan tersebut akan  menyebabkan tekanan inflasi global yang berpotensi menahan pemulihan ekonomi serta  meningkatkan potensi risiko stagflasi. 

"Kondisi ini menyebabkan ketahanan pangan di masing-masing daerah menjadi sangat penting,"kata Herawanto kepada wartawan dalam video conference, Rabu (27/7/2022)

Herawanto menilai wilayah Priayangan Timur yang telah menghasilkan berbagai produk hortikultura, masih memiliki potensi yang sangat besar pada sektor perikanan, baik tangkap maupun budidaya air  tawar. 

"Potensi tersebut, perlu untuk semakin dioptimalkan guna meraih ketahanan pangan dalam  rangka menjaga dan meningkatkan momentum pertumbuhan ekonomi sekaligus mengantisipasi 
tekanan inflasi,"ungkapnya

Salah satu rekomendasi kebijakan yang dapat ditempuh untuk mendukung sektor perikanan dan maritim adalah dengan menjaga perbaikan kinerja ekspor Jawa Barat khususnya pada komoditas sektor fishery. 

Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mendukung hal tersebut diantaranya melalui efisiensi interlinkage industri hulu ke hilir, pembangunan infrastruktur pelabuhan dan percepatan realisasi pengembangan sistem logistik terpadu, pembangunan cold storage, hingga dorongan investasi di sektor perikanan. 

Adapun, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya, Darjana, menyampaikan bahwa Bank Indonesia Tasikmalaya bersama dengan pemerintah daerah di wilayah Priangan Timur, ISEI, perguruan tinggi/akademisi, hingga pelaku usaha se-Priangan Timur akan terus 
mengoptimalkan implementasi hasil rekomendasi kebijakan Sarasehan Ekonomi dalam mendorong  sektor maritim dan perikanan guna meraih ketahanan pangan di Jawa Barat, di samping penguatan
sektor pertanian yang selama ini telah menjadi sektor unggulan di wilayah Priangan Timur.

Beberapa hal yang akan dilakukan diantaranya pengembangan komoditas perikanan budidaya hingga budidaya udang vaname melalui kerjasama kemitraan dengan dengan pelaku usaha, UMKM, hingga pondok pesantren termasuk mendorong investasi di sektor perikanan dan maritim Priangan Timur, guna mewujudkan efisiensi produksi hingga mendukung ekspor produk perikanan 
Jawa Barat. 

Pada kesempatan yang sama Ketua ISEI Cabang Bandung Koordinator Jawa Barat, Martha Fani Cahyandito 
menegaskan bahwa ISEI akan terus menjadi mitra strategis pemangku kebijakan baik pemerintah pusat, daerah hingga Bank Indonesia untuk terus bersinergi mendorong dan meningkatkan 
momentum pertumbuhan ekonomi sekaligus mengantisipasi potensi tekanan inflasi. 

ISEI akan terus  meningkatkan peran aktif dalam berbagai hal diantaranya melalui penyampaian rekomendasi  kebijakan berbasis studi riset yang aplikatif kepada pemerintah, mendorong implementasi 
kebijakan yang ditujukan untuk pemerataan dan inklusivitas pertumbuhan ekonomi, hingga  meningkatkan implementasi digitalisasi, terutama dalam rangka mendukung sektor perikanan dan 
maritim di wilayah Jawa Barat Selatan.

"Ini dukungan nyata ISEI guna  menjaga dan meningkatkan momentum pertumbuhan ekonomi sekaligus mengantisipasi potensi  tekanan inflasi,"pungkasnya