Bacaan Niat Puasa Ramadhan Arab, Latin, dan Artinya

Mar 11, 2024 20:00 · 7 bulan lalu
 24
Bacaan Niat Puasa Ramadhan Arab, Latin, dan Artinya
Bacaan Niat Puasa Ramadhan Arab, Latin, dan Artinya

INFOBAIK I BANDUNG, - Sebelum menjalankan ibadah puasa, muslim diwajibkan berniat di malam hari. Lantas, bagaimana bacaan niat puasa Ramadhan?

Mengutip detikcom, membaca niat merupakan salah satu rukun dalam menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Oleh karena itu, niat puasa Ramadhan wajib untuk dilafalkan sebelum berpuasa keesokan harinya.

Nah, untuk itu berikut bacaan niat puasa Ramadhan lengkap dengan Latin dan artinya. Disimak, yuk!

Bacaan Niat Puasa Ramadhan

Terdapat berbagai versi niat puasa Ramadhan yang bisa dibacakan umat muslim sebelum mulai berpuasa. Berikut rinciannya:

1. Niat Puasa Ramadhan dari Kitab Minhajut Thalibin

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shauma ghadin 'an adā'i fardhi syahri Ramadhāna hādzihis sanati lillāhi ta'ālā

Artinya: "Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta'ala,".

2. Niat Puasa Ramadhan dari Kitab Asnal Mathalib

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةَ لِلهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shauma ghadin 'an adā'i fardhi syahri Ramadhāna hādzihis sanata lillāhi ta'ālā

Artinya: "Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta'ala,".

3. Niat Puasa Ramadhan dari Kitab Hasyiyatul jamal dan Isyadul Anam

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shauma ghadin 'an adā'i fardhi syahri Ramadhāni hādzihis sanati lillāhi ta'ālā

Artinya: "Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta'ala."

4. Niat Puasa Ramadhan dari Kitab I'anatut Thalibin

نَوَيْتُ صَوْمَ رَمَضَانَ

Arab Latin: Nawaitu shauma Ramadhāna

Artinya: "Aku berniat puasa bulan Ramadhan,".

Selain itu, terdapat bacaan niat puasa Ramadhan yang lebih panjang dari kitab yang sama. Berikut bacaannya:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ مِنْ/عَنْ رَمَضَانَ

Arab Latin: Nawaitu shauma ghadin min/'an Ramadhāna

Artinya, "Aku berniat puasa esok hari pada bulan Ramadhan,".

5. Kitab Asnal Mathalib

نَوَيْتُ صَوْمَ الْغَدِ مِنْ هَذِهِ السَّنَةِ عَنْ فَرْضِ رَمَضَانَ

Arab Latin: Nawaitu shaumal ghadi min hādzihis sanati 'an fardhi Ramadhāna

Artinya: "Aku berniat puasa esok hari pada tahun ini perihal kewajiban Ramadhan,". [1]

Baca juga:Doa Ziarah Kubur Orang Tua, serta Adab dan Tata Caranya

Waktu Membaca Niat Puasa Ramadhan

Menurut Mazhab Syafi'i, niat puasa Ramadhan harus dilakukan setiap hari pada malam hari sebelum fajar. Apabila tidak dikerjakan maka puasa yang dijalankan tidak akan sah.

Hal tersebut dijelaskan Syekh Sulaiman Al-Bujairimi dalam karyanya, Hasyiyatul Iqna berikut:

ويشترط لفرض الصوم من رمضان أو غيره كقضاء أو نذر التبييت وهو إيقاع النية ليلا لقوله صلى الله عليه وسلم: من لم يبيت النية قبل الفجر فلا صيام له. ولا بد من التبييت لكل يوم لظاهر الخبر

Artinya: "Disyaratkan berniat di malam hari bagi puasa wajib seperti puasa Ramadhan, puasa qadha, atau puasa nadzar. Ini berdasarkan hadis Rasulullah SAW, 'Siapa yang tidak berniat di malam hari sebelum fajar, maka tiada puasa baginya.' Karenanya, harus niat puasa di setiap hari (bulan Ramadan) jika melihat redaksi zahir hadits." (Sulaiman Al-Bujairimi, Hasyiyatul Iqna', juz 2)

Bacaan Niat Puasa Ramadhan Sebulan Penuh

Menurut Mazhab Maliki, niat puasa cukup dibacakan satu kali saja untuk sebulan penuh. Niat ini dibacakan pada malam pertama Ramadhan.

Berikut bacaan niat puasa sebulan penuh di bulan Ramadhan lengkap Arab, Latin, dan artinya:

نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانِ هٰذِهِ السَّنَةِ فَرْضًا لِلّٰهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shauma jami'i syahri ramadhani hadzihis sanati fardhan lillahi ta'ala.

Artinya: "Aku niat berpuasa di sepanjang bulan Ramadhan tahun ini dengan mengikuti pendapat Imam Malik, wajib karena Allah Ta'ala." (Shafira Amalia, ed: Nashih)

Jika sudah membaca niat puasa Ramadhan untuk sebulan penuh, maka niatnya tidak perlu diperbarui lagi. Alasannya, karena puasa Ramadhan itu merupakan satu kesatuan ibadah. [2]

Sebagaimana telah dijelaskan Imam al-Quyubi berikut ini:

وَيُنْدَبُ أَنْ يَنْوِيَ أَوَّلَ لَيْلَةٍ صَوْمَ شَهْرِ رَمَضَانَ أَوْ صَوْمَ رَمَضَانَ كُلَّهُ لِيَنْفَعَهُ تَقْلِيدُ الْإِمَامِ مَالِكٍ فِي يَوْمٍ نَسِيَ النِّيَّةَ فِيهِ مَثَلًا لِأَنَّهَا عِنْدَهُ تَكْفِي لِجَمِيعِ الشَّهْرِ

Artinya: "Disunahkan pada malam pertama bulan Ramadhan untuk niat berpuasa sebulan penuh untuk mengambil memanfaatkan pendapat Imam Malik pada suatu hari yang lupa untuk berniat di dalamnya. Karena beliau menganggap niat tersebut mencukupi bila lupa niat pada malam-malam berikutnya di semua malam Ramadhan." (Hasyiyah Al-Qulyubi, II/66) [3]

Tata Cara Membaca Niat Puasa Ramadhan

Niat puasa Ramadhan memiliki ketentuan tertentu yang berbeda dengan puasa sunnah. Berikut tata cara membaca niat puasa Ramadhan selengkapnya:

1. Dibacakan mulai ba'da Magrib sampai terbit fajar

Niat puasa Ramadhan harus dibacakan pada rentang waktu tersebut. Jika tidak, maka puasa dianggap tidak sah sebagaimana dijelaskan dalam hadist berikut:

مَنْ لَمْ يُبَيِّتْ الصِّيَامَ قَبْلَ طُلُوعِ الْفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ {الدار قطني وصحيحه عن عائشة} "Barangsiapa tidak berniat puasa sebelum fajar subuh, maka tidak ada puasa baginya."

2. Harus dilafalkan dalam hati

Niat puasa Ramadhan yang sah menurut Islam yaitu dilafalkan dalam hati. Namun, mengucapkannya secara lisan merupakan sunnah.

Seperti yang dijelaskan dalam kitab I'anatu Thalibin berikut:

النيات با لقلب ولا يشترط التلفظ بها بل يندب

Artinya: "Niat itu dengan hati, dan tidak disyaratkan mengucapkannya. Tetapi mengucapkan niat itu disunahkan." (Sayid Bakri, I'anatu Thalibin, Surabaya, Hidayah, halaman 221)

Bagaimana Jika lupa Membaca Niat Puasa Ramadhan?

Terkadang, umat muslim lupa membaca niat puasa karena lupa atau ketiduran. Sementara, apabila tidak melafalkan niat maka puasa yang dikerjakan keesokan harinya tidak sah.

Apabila hal tersebut terjadi, hukum fiqih mewajibkan untuk tetap melanjutkan puasa pada hari itu. Namun, seseorang yang lupa membaca niat itu tetap harus mengganti atau menqadha puasanya di hari luar bulan Ramadhan.

Meski begitu, ulama Mazhab Syafi'i memberikan solusi bagi yang lupa membaca niat puasa Ramadhan. Imam Nawawi dalam kitabnya menjelaskan:

وَيُسْتَحَبُّ أَنْ يَنْوِيَ فِي أَوَّلِ نَهَارِهِ الصَّوْمَ عَنْ رَمَضَانَ لِأَنَّ ذَلِكَ يُجْزِئُ عِنْدَ أَبِي حَنِيفَةَ فَيَحْتَاطُ بِالنِّيَّةِ

Artinya: "Disunnahkan (bagi yang lupa niat di malam hari) berniat puasa Ramadhan di pagi harinya. Karena yang demikian itu mencukupi menurut Imam Abu Hanifah, maka diambil langkah kehati-hatian dengan berniat." (Yahya bin Syaraf An-Nawawi, Al-Majmû' Syarhul Muhadzdzab, [Jedah: Maktabah Al-Irsyad, tt.], juz VI, hal. 315)

Dengan begitu, orang yang lupa berniat puasa Ramadhan di malam hari masih memiliki kesempatan untuk melakukan niat tersebut pada pagi hari. Dengan catatan mereka harus memahami dan niat taqlid atau mengikuti ajaran Imam Abu Hanifah agar tidak mencampuradukkan ibadah yang rusak.[5]