Fenomena Bediding Bakal Menyapa Jatim, Apa Itu?

Fenomena ini biasanya terjadi pada musim kemarau, ketika angin dingin dari Australia bertiup menuju wilayah Indonesia, termasuk Jawa Timur.

Jun 26, 2024 20:00 · 4 bulan lalu
 32
Fenomena Bediding Bakal Menyapa Jatim, Apa Itu?
Fenomena Bediding Bakal Menyapa Jatim, Apa Itu?

INFOBAIK I SURABAYA, - Saat ini, wilayah Jawa Timur tengah memasuki awal musim kemarau. Hal ini ditandai dengan fenomena bediding. Akibatnya, suhu udara akan terasa lebih dingin dari biasanya.

Munculnya suatu fenomena dingin saat musim kemarau merupakan hal yang normal terjadi setiap tahunnya. Fenomena ini biasanya terjadi pada musim kemarau, ketika angin dingin dari Australia bertiup menuju wilayah Indonesia, termasuk Jawa Timur.

Lantas apa itu fenomena bediding yang diprediksi melanda Jawa Timur? Untuk mengetahui informasi lebih lengkapnya, simak di bawah ini.

 dari akun Instagram resmi @Jatimpemprov, istilah bediding berasal dari serapan bahasa Jawa bedhidhing. Istilah ini ditemukan dalam bahasa Jawa, mengingat fenomena ini memang berlaku di Pulau Jawa.

Bediding merupakan fenomena di mana suhu udara terasa sangat dingin, terutama pada malam hari hingga pagi hari. Ini terjadi apabila musim beralih dari penghujan ke kemarau.

Fenomena ini biasa terjadi di Pulau Jawa hingga ke Nusa Tenggara Timur (NTT), yang terletak di selatan garis khatulistiwa. Saat bediding melanda, maka suhu di malam hingga pagi hari akan terasa sangat dingin, namun terasa panas terik saat siang hari.

Dikutip dari situs resmi BPBD Kota Probolinggo, fenomena ini terjadi karena wilayah Australia mengalami musim dingin yang bergerak menuju Indonesia (monsoon Australia). Tak hanya itu, tutupan awan cenderung sedikit, sehingga udara panas tidak dipantulkan kembali ke bumi.

Sementara di daerah tropis, angin muson dipengaruhi oleh variasi intensitas sinar matahari. Tekanan udara di suatu wilayah ditentukan oleh posisi matahari yang relatif terhadap bumi.

Posisi matahari ini dapat dipetakan menjadi empat titik utama: 23,5 derajat LU pada tanggal 21 Juni, di khatulistiwa pada tanggal 23 September, 23,5 derajat LS pada tanggal 22 Desember, dan kembali ke khatulistiwa pada tanggal 21 Maret.

Bediding terjadi karena pada bulan-bulan tersebut, posisi matahari berada pada posisi terjauh di sebelah utara garis khatulistiwa hingga menyebabkan belahan bumi utara menjadi panas dan belahan bumi selatan menjadi dingin.

Letak pulau Jawa yang berada di sebelah selatan garis khatulistiwa menyebabkan Pulau Jawa menjadi lebih dari suhu biasanya. Angin musim dingin dari Australia menyebabkan pulau Jawa menjadi lebih dingin.

Dilansir dari data BMKG Banyuwangi, sebaran suhu di Banyuwangi saat fenomena bediding melanda mencapai kisaran 16 derajat celcius untuk suhu terendah dan suhu tertinggi mencapai 31 derajat celcius. Sementara untuk suhu rata-rata berada di kisaran angka 21 hingga 25 derajat celcius.

Fenomena bediding biasanya terjadi sekitar 3 hingga 4 bulan pada awal Juni hingga Agustus. Umumnya, suhu terdingin terjadi di bulan Agustus sebagai puncak musim kemarau. Dengan hal ini, Pemerintah mengimbau masyarakat agar mengantisipasi perubahan suhu yang drastis karena dapat mempengaruhi kondisi tubuh.