Inovasi Batik Pendulum dengan Teknologi Industri 4.0

Dec 17, 2023 10:00 · 10 bulan lalu
 32
Inovasi Batik Pendulum dengan Teknologi Industri 4.0
Inovasi Batik Pendulum dengan Teknologi Industri 4.0

INFOBAIK.ID I BANDUNG,-

Rumah Batik Komar  mensosualisasikan kepada masyarakat melalui Seminar, Workshop dan Kelas Kolaborasi dengan tema "Menjelajah Inovasi Batik Pendulum dengan Teknologi Industri 4.0” . Acara ini berlangsung pada 12 Desember 2023, di Pendopo Rumah Batik Komar, melibatkan mahasiswa ITB, UM Bandung serta Perguruan Tinggi lainnya, juga peserta komunitas kriya dan pecinta batik. 

Bagi ITB dan UM Bandung, acara ini merupakan pemuncak dari kelas kolaborasi yang telah dijalankan selama semester ganjil 2023, yang juga bagian dari kolaborasi ini. 

Partisipan kelas kolaborasi ini dari ITB adalah mahasiswa Program Studi Teknik Fisika yang mempelajari teknik pengendalian yang mendasari sistem pergerakan berbagai mesin industri pada Kuliah TF4022 Sistem Kontrol Diskrit. 

Sedangkan partisipan dari UM Bandung, adalah mahasiswa Program Studi Kriya Tekstil dan Fashion yang mempelajari teknik ragam hias pada kuliah KR2008 Ragam Hias.

Pada acara ini, peserta berinteraksi aktif dengan para pembicara dan tim pendukungnya, yaitu Dr. H. Komarudin Kudiya, yang membawakan topik "Batik dan Teknologi – Batik Pendulum 2023”, Dr. Ir. Eko Mursito Budi yang membawakan topik "Inovasi Batik berbasis Teknologi 4.0" dan Saftiyaningsih Ken Atik yang membawakan topik "Ragam Hias Bandul(um)". 

Dibuka oleh ketua tim pelaksana Ir. Estiyanti Ekawati MT., Ph.D. acara inti diawali oleh paparan Dr. H. Komarudin Kudiya dengan topik “Batik dan Teknologi – Batik Pendulum 2023”. 

Pada paparan ini Komar berbagi tentang dasar pemikiran dan keyakinan yang mendorongnya terus berinovasi, baik dalam sistem produksi maupun penciptaan motif batik. Komar menggaris bawahi pendidikan magister dan doktoralnya yang menekankan pentingnya riset, ikut membentuk ketekunannya dalam bereksplorasi serta semangat berkolaborasi lintas disiplin ilmu. Batik pendulum pun tidak lepas dari proses tersebut. 

Di awal eksperimennya, digunakan corong malam batik dari bahan knalpot RX King yang diikat benang kasur. Ayunan dan motif yang dihasilkan masih belum terkendali, apalagi dengan suhu malam batik yang cepat mendingin. Namun dengan tekun, satu persatu faktor ditangani, hingga didapatkan bentuk corong yang lebih setimbang dan mulus diayunkan, kabel pengikat corong yang lebih andal, serta ramuan rahasia untuk malam batik yang cocok digunakan pada produksi batik pendulum. 

"Pada akhirnya, didapatkan pola sirkular dengan lintasan malam yang halus. Variasi proses pewarnaan serta penambahan ragam hias dengan teknik tulis juga diulik, sehingga menghasilkan karya batik berkelas,"ungkapnya

Paparan dilanjutkan oleh Dr. Ir. Eko Mursito Budi MT, dengan topik "Inovasi Batik berbasis Teknologi 4.0". Pada sesi ini, Eko Mursito memaparkan mesin-mesin pendukung produksi batik yang dibangun bersama Rumah Batik Komar. Salah satunya mesin Batik Fotonik. Mesin ini menyediakan penyinaran Ultraviolet untuk mengaktifkan pewarna batik di saat penjemuran di bawah sinar matahari tidak memungkinkan atau tidak beraturan, seperti pada masa musim hujan. 

Paparan ini tentu tidak lengkap bila tidak mengulas mesin batik pendulum otomatis. Pada kesempatan ini, ditampilkan purwarupa sistem mesin Batik Pendulum skala 1 x 0.5 x 0.6 m. Sistem ini terdiseri dari perangkat lunak penggambar motif Batik Pendulum, serta perangkat keras mesin Batik Pendulum. Perangkat lunak ini didedikasikan untuk mendukung proses pembuatan pola-pola sirkular khas batik pendulum dan menyimpanya dalam galeri pola. Perupa dapat menyimpan rancangan pola yang telah disusun, maupun menggabungnya pola-pola yang ada untuk membentuk motif baru. 

Apabila perupa ingin mencetak motifnya pada mesin Batik Pendulum, maka perangkat lunak mengirim data gambar ke mesin secara nirkabel melalui jaringan internet. Perangkat keras mesin batik pendulum sendiri terdiri dari empat mesin pengulur tali yang terikat pada sebuah corong berisi malam. Mesin ini bekerja dengan prinsip Cable Driven Parallel Robot (CDPR), di mana keempat mesin bekerja sama menarik ulur corong yang mengalirkan malam batik ke atas kain. 

Mesin ini mampu menggambar pola Batik Pendulum pada kain berukuran 50 x 50 cm dengan durasi sekitar 6 (enam) menit per kain, sudah termasuk persiapan pengisian malam pada corong, aktivasi dan komunikasi data antara perangkat lunak dengan mesin, serta tergantung dari kompleksitas pola yang dikirimkan. 

Pada tahap ini, variasi variasi pergerakan motor untuk tarik ulur serta variasi tegangan tali pengikat corong menghasilkan getaran pada saat mesin menggambar pola. Namun, getaran ini menghasilkan pola pemalaman tak terduga dengan nilai estetika tersendiri. Hal ini juga menghasilkan gambar yang unik di setiap kain, meskipun pola dasar sirkularnya sama.

Kain-kain yang telah digambar dengan mesin Batik Pendulum ini menjadi kanvas istimewa untuk eksplorasi ragam hias. Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Dra. Saftianingsih Ken Atik M. Ds., yang membawakan topik "Ragam Hias Bandul(um)". Ken Atik membekali peserta dengan contoh ragam hias geometris maupun non geometris, serta kemungkinan aplikasinya untuk melengkapi pola batik pendulum yang telah dibuat. Ragam hias ini dapat dikombinasikan satu sama lain, baik dengan teknik batik tulis maupun batik cap. Batasnya hanya imajinasi, kreativitas dan keterampilan dalam menorehkan malam batik. 

Berdasarkan pembekalan ini, seluruh peserta kemudian ditantang berkreasi di atas kain-kain yang sudah diberi malam dengan pola batik pendulum. Peserta diperbolehkan menggambar ragam hias menggunakan pensil lebih dahulu, kemudian melapisinya dengan malam batik menggunakan canting. Peserta juga dapat mengkombinasikannya dengan berbagai macam cap batik yang tersedia di workshop Batik Komar. 

Antusiasme peserta dalam berkreasi sangat besar. Peserta diajak untuk menikmati proses membatik, tanpa menguatirkan tarikan canting dan tetesan malam yang salah. Tidak dinyana, pola pendulum yang diperkaya oleh ragam hias menjadi meriah dan seolah melebur menjadi gambar baru. Ada yang menjadi danau dengan ikan-ikannya, ada yang menjadi hutan dan sebagainya. 

Pola-pola ini tampak nyata setelah kain yang telah dibatik selesai menjalani proses pewarnaan. Ini menunjukkan apabila peserta diberi kesempatan bereksplorasi di lingkungan yang gembira, bersemangat dan saling mendukung, karya yang dihasilkan bisa istimewa. 

Acara seminar, workshop dan kelas kolaborasi ditutup setelah peserta berbagi testimoni positif terhadap pengalaman hari itu. Peserta yang gembira  pulang dengan karya batik uniknyamasing-masing.