Terungkap Biang Kerok Tingginya Kasus HIV/AID di Jabar

Aug 31, 2022 22:14 · 2 tahun lalu
 122
Terungkap Biang Kerok Tingginya Kasus HIV/AID di Jabar
Ilustrasi

INFOBAIK.ID I BANDUNG,- Dinas Kesehatan Provinsi Jawa mencatat hingga Juni 2022 sekitar 3.744 temuan kasus infeksi HIV AIDS di Jabar. Angka tersebut didapat setelah dilakukan layanan tes HIV AIDS kepada para penjaja seks, waria, hingga ibu hamil dengan menyasar kepada 314.643 orang.

Menanggapi kondisi tersebut Tokoh atau Sesepuh Jawa Barat Mochamad Iriawan (Iwan Bule) mengatakan penularan virus HIV yang masif di wilayah Jawa Barat tidak serta merta diakibatkan dari seks bebas semata.BPenularan melalui jarum suntik penggunaan narkoba diduga menjadi penyebab utama merebaknya virus tersebut.

"Pencegahan HIV/AIDS ini harus dicegah dari  paling rendah yaitu keluarga,"tegas Iwan kepada wartawan di Bandung, Selasa (31/8/2022)

mantan PJ Gubernur Jawa Barat ini mengungkapkan sebenarnya kata Iwan ada program Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat yang tercantum dalam Perda No 9 Tahun 2013 tentang Ketahanan Keluarga.

"Di sini perlu digarisbawahi bahwa keluarga tak hanya harus mendidik anak dalam masalah yang berkaitan dengan ilmu yang dipelajari di sekolah saja. Namun juga terkait hal lain yang tak kalah penting, semisal pendidikan berkarakter dan ilmu agama,"jelasnya

Siap menilai jika seorang anak telah paham tentang ilmu adab dan ilmu agama maka untuk mendekati hal yang membahayakan dirinya, seperti seks bebas atau narkoba yang jadi cikal bakal HIV/AIDS bisa dicegah atas dasar nilai-nilai iman dan adab yang diajarkan.

"Perlindungan anak secara intensif lharus dilakukan sejak dini. Kasus HIV/AIDS juga bisa terjadi akibat hubungan sesama jenis dari para anak yang  sebelumnya pernah menjadi korban asusila," tegasnya 

Bahkan, lanjut Iwan,  mereka yang sempat jadi korban 'sodomi' anak, ketika besar tidak sedikit menjadi pelaku pula. Sehingga perlu perhatian khusus dari dinas terkait.

"Di Jawa Barat kita kenal ada DP3AKB dan P2TP2A yang menangani masalah ini. Kinerja dinas dan lembaga ini harus kita acungi jempol namun juga harus kita bantu dukung pula dalam membantu proses pendampingan para korban asusila,"ungkapnya 

Tujuannya, agar para korban ini nantinya tidak memiliki perilaku seks menyimpang tadi. "Selain memberi semangat secara psikis dan pendidikan agama pula untuk mendukungnya," imbuhnya 

Sedangkan mereka yang sudah terkena HIV, kata Iwan, untuk tahap awal memang ada metode untuk menekan penyebarannya, yaitu melalui penggunaan obat Antiretroviral (ARV). ARV ini bisa didapat dengan mudah di Puskesmas dan gratis.

"Saya juga berterima kasih kepada Kementrian Kesehatan yang menyediakan obat ini secara gratis. Hanya saja jika tidak rutin meminumnya maka dikhawatirkan virusnya menyebar dan sulit dikendalikan,"jelasnya 

Mantan Kapolda Jabar ini pun menyebutkan penderita harus mengkonsumsi obat impor dengan biaya puluhan juta per bulannya.

Namun sebagai seorang Nahdliyin, Iwan juga mengaku metode pendukung pencegahan penyebaran pada tubuh penderita HIV ini bisa juga dengan cara yang ada di Pesantren Abah Anom di Tasikmalaya. 

Melalui metode Thariqah Qodiriah Naqsabandiyah (TQN) para penderita HIV bisa memiliki harapan hidup lebih lama. Jadi selain mendapat harapan hidup lebih  mereka juga dipastikan mendapatkan pendidikan agama yang baik.

"Ini pun berlaku bagi pecandu narkoba yang susah berhenti. Apalagi jarum suntik narkoba adalah salah satu cara penyebaran tercepat virus HIV ini,"pungkasnya