Tips Mendidik Anak agar Hidup Sukses

Aug 5, 2024 14:00 · 3 bulan lalu
 142
Tips Mendidik Anak agar Hidup Sukses
Mendidik anak /cermati.com

INFOBAIK.ID I BANDUNG, - Setiap orang tua pasti sering mendengar tentang hal-hal yang harus dilakukan saat mendidik anak-anak. Rupanya ada banyak hal yang harus dilakukan agar anak bisa tumbuh dewasa dengan sukses.

Hal ini tertuang dalam buku terbaru Margot Machol Bisnow, 'Raising an Entrepreneur: How to Help Your Children Achieve Their Dreams'. Penulis dan pelatih pengasuhan anak asal Amerika Serikat (AS) itu mewawancarai 70 orang tua yang membesarkan anak hingga menjadi orang dewasa yang sangat sukses.

Terlepas dari latar belakang etnis, sosial ekonomi, dan agama yang beragam, ada empat hal yang tidak pernah dilakukan orang tua yang membantu anak-anak mereka mencapai impiannya. Berikut daftarnya, melansir CNBC International:


1. Tidak pernah menganggap hobi anak sebagai buang-buang waktu

Dari orang tua yang diwawancarai, Bisnow mengatakan mereka tidak pernah menganggap hobi anak-anak mereka sebagai buang-buang waktu. Para orang tua sadar hobi seperti olahraga, video game, debat, musik, hingga mengamati burung dapat membuat anak aktif secara mental.

Salah satu contohnya adalah Radha Agrawal. Ia pendiri Daybreaker, gerakan tari pagi global dengan lebih dari 500.000 anggota komunitas di 30 kota di seluruh dunia. Sebelumnya, dia adalah CEO Super Sprowtz, sebuah gerakan hiburan anak-anak yang berfokus pada makan sehat.

Saat tumbuh dewasa, Agrawal senang bermain sepak bola dan hobinya didukung orang tua sejak berusia lima tahun. Meskipun karirnya hari ini tidak ada hubungannya dengan sepak bola, Radha mengatakan dia mengembangkan banyak grit dan ketahanan dari olahraga.


2. Tidak pernah membuat semua pilihan untuk anak-anak

Orang tua acapkali terus-menerus membuat keputusan untuk anak-anak. Namun, orang tua dengan anak yang sukses menahan godaan itu.

Contonya adalah Ellen Gustafson, pendiri FEED Projects yang menyediakan makanan di sekolah untuk anak-anak. Dia adalah pemimpin pemikiran dan pembicara reguler tentang inovasi sosial.

Ibunya, Maura, mengatakan telah mendorong Ellen untuk mandiri, dan berpikir untuk dirinya sendiri. Ia selalu mengatakan Ellen untuk percaya diri sendiri tetapi tetap memverifikasi keputusan yang harus diambil.

"Sebagai orang tua, Anda bisa melihat apa kelebihan mereka," katanya "Tapi Anda harus membiarkan mereka mengetahuinya. Cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan mengajukan pertanyaan seperti, 'Pilihan apa yang menurut Anda akan lebih membantu Anda di masa depan?'"

3. Tidak pernah mengutamakan uang atau gelar bergaji tinggi di atas kebahagiaan

Bisnow tidak menentang gelar akademis dan profesional. Ia dan suaminya sama-sama memiliki gelar sarjana, dan itu berhasil bagi kehidupannya. Namun gelar mungkin merupakan pemborosan waktu dan mahal bagi anak jika tidak sesuai dengan minat mereka.

"Seseorang yang cukup mencintai sesuatu dan bekerja keras akan menemukan cara untuk mengubahnya menjadi mata pencaharian, bahkan tanpa gelar di bidang itu. Dan mereka tidak akan takut untuk menghadapi peluang yang tidak akan membayar apa pun selama beberapa tahun seperti yang mungkin terjadi jika mereka harus melunasi hutang siswa yang tinggi setiap bulan," kata Bisnow.

4. Tidak pernah mengabaikan literasi keuangan

Terakhir adalah orang tua yang dapat mengajarkan literasi keuangan kepada anak mereka. Salah satu contohnya adalah Joel Holland, yang menjual setengah dari perusahaan pertamanya, Storyblocks, seharga US$10 juta pada tahun 2012. Dia memperoleh etos kerja yang kuat pada usia dini karena mendapat literasi keuangan dari orang tuanya sejak kecil.

"Di sekolah dasar, semua orang memiliki sepatu roda, tetapi orang tua saya tidak akan membelinya untuk saya. Mereka mengatakan kepada saya, 'Jika Anda menginginkannya, Anda harus menyimpan uang Anda.' Itu membuat saya marah pada saat itu, tetapi itu benar-benar membuat saya menghargai nilai uang," kata Holland.

Orang tuanya juga tidak membiayai kuliahnya. Joel pergi ke Babson College dengan pinjaman mahasiswa dan dari uang yang dia hasilkan dari bekerja.

"Karena saya membayar kuliah, saya tidak pernah ketinggalan kelas. Saya telah menghitung biaya setiap kelas pada US$ 500," katanya. "Jika saya tergoda untuk melewatkan kelas, saya selalu berpikir tidak ada yang bisa saya lakukan selama jam ini yang bernilai lebih dari US$500."