TPD Ganjar-Mahfud Jabar Kecam Aksi Kekerasan Terhadap Relawan Sleman dan Boyolali

Jan 6, 2024 22:00 · 10 bulan lalu
 68
TPD Ganjar-Mahfud Jabar Kecam Aksi Kekerasan Terhadap Relawan Sleman dan Boyolali
TPD Ganjar-Mahfud Jabar Kecam Aksi Kekerasan Terhadap Relawan Sleman dan Boyolali

INFOBAIK.ID I BANDUNG,- Relawan Tim Pemenangan Daerah (TPD) Ganjar-Mahfud Provinsi Jawa Barat melakukan aksi solidaritas guna menolak aksi kekerasan terhadap relawan capres nomor urut 3. 

Mereka mengecam aksi kekerasan yang dilakukan terhadap relawan Ganjar-Mahfud di Sleman dan Boyolali.

Seperti diketahui,  relawan Ganjar-Mahfud,
Muhandi Mawanto (22), tewas dianiaya pendukung pasangan capres-cawapres lain pada Minggu (24/12/2023) di Simpang Tiga Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta.

Sedangkan di Boyolali, Jawa Tengah, empat relawan Ganjar-Mahfud luka parah dan dirawat di rumah sakit akibat dianiaya sejumlah aparat TNI AD di depan Markas Kompi B Yonif Raider 408/SBH, Jalan Perintis Kemerdekaan, Boyolali pada Sabtu 30 Desember 2023.

Dalam aksi solidaritas tersebut, relawan TPD Ganjar-Mahfud Jabar menyalakan lilin dan menggenggam setangkai bunga di tangan. Mereka berbaris di depan Sekretariat TPD Ganjar-Mahfud Jabar. Lagu Darah Juang diputar selama aksi berlangsung. Para relawan bergantian berorasi. 

Direktorat relawan TPD Ganjar-Mahfud Jabar, Budi Hermansyah kegiatan ini merupakan aksi solidaritas nasional yang diserukan oleh Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD terhadap relawan yang menjadi korban kekerasan politik baik di Boyolali maupun Sleman.

"Aksi solidaritas untuk saudara-saudara kami yang sudah menjadi korban kekerasan baik di Sleman maupun Boyolali, utamanya di Sleman ada yang meninggal dunia karena kekerasan politik,"kata Budi kepada wartawan di Bandung, Sabtu (7/1/2024) malam. 

Dia menilai bentuk kekerasan tersebut merupakan indikasi Orde Baru akan bangkit kembali jika rakyat salah memilih pemimpin. Untuk itu, ia menyerukan para relawan untuk tidak gentar terhadap aksi kekerasan yang dilakukan aparat. 

Selain itu, apa yang dialami relawan Ganjar-Mahfud di wilayah tersebut bukan lagi tindak kriminal biasa, melainkan kekerasan politik terlebih aksi itu dilakukan aparat keamanan yang seharusnya melindungi rakyat.

Bahkan,  kata Budi, TPN sudah melaporkan tindak kekerasan itu ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, karena kekerasan politik bukan aksi kriminal kekerasan biasa.

"Tentu ini sudah tak sehat dan sangat mencederai proses demokrasi di tanah air. Kami akan membawa aksi kekerasan oleh aparat ke ranah hukum,"tegasnya

Budi menambahkan pihaknya akan 
terus mengangkat isu ini dan menjadikan spirit perjuangan untuk memenangkan Ganjar-Mahfud pada Pilpres 2024. 

"Kasus kekerasan terhadap relawan Ganjar-Mahfud itu harus menjadi cambuk, kita tidak boleh takut, merasa terimidasi, apalagi menyerah. Tapi kita harus sebaliknya. Ini harus membangkitkan semangat perlawanan kita untuk memenangkan Ganjar-Mahfud di Jawa Barat," jelasnya

Adapun, Ketua kegiatan solidaritas, Irfan Khairullah menambahkan bahwa lilin yang dibawa dalam aksi itu sebagai simbol harapan dari relawan untuk Ganjar-Mahfud.

"Jadi, lilin itu adalah simbol harapan bahwa pelanggaran hak asasi manusia terhadap demokrasi akan diselesaikan oleh Ganjar-Mahfud. Sementara bunga adalah bentuk duka cita kami, terutama untuk para ibu yang kehilangan anaknya. Kalau kita bicara generasi emas, salah satu generasi emas Indonesia telah tewas dan tidak mungkin kembali nyawanya,"pungkasnya