Viral, Komunitas La Sape : Biar Susah Makan yang Penting Gaya

Mar 5, 2023 08:00 · 2 tahun lalu
 95
Viral, Komunitas La Sape : Biar Susah Makan yang Penting Gaya
Komunitas La Sape /Nuansa Sinar


INFOBAIK.ID I BANDUNG,- Komunitas La Sape asal Republik Kongo, Afrika, memiliki tampilan mode yang tinggi. Ironisnya, ini timpang dengan kehidupan asli mereka yang sebagian masih hidup susah. La Sape sendiri merupakan singkatan dari Société des ambianceurs et des personnes elegantes atau Society of Atmosphere-setters and Elegant People.
Akan tetapi, tidak banyak yang tahu bahwa kebiasaan ini tercipta karena sejarah yang pahit. 

Melansir Al Jazeera, La Sape dipercaya bermula di awal abad ke-20 di masa penjajahan Belgia-Prancis. Saat itu, warga Kongo dijadikan budak dan bekerja demi mendapatkan pakaian bekas. Karena itu, pakaian adalah hal yang sangat berkesan bagi komunitas La Sape.

Di luar jam kerja, para lelaki Kongo akhirnya mulai berpakaian seperti 'pria Prancis' guna merasa keren dan mendapatkan rasa bahagia. Mereka akan mengenakan pakaian warna-warni, sepatu mewah, dilengkapi dengan aksesoris topi bowler, tongkat, serta kacamata hitam. Nah, orang-orang yang bersolek ini kemudian disebut dengan 'sapeurs' (sapeuses untuk perempuan).

La Sape bisa dibilang ekspresi sosial dari mereka yang dijajah. Gerakan ini adalah pelarian dari kesengsaraan mereka yang kemudian menjadi inspirasi bagi orang lain.

Akan tetapi, La Sape saat ini sudah menjadi gerakan ideologi tentang menjadi bahagia dan elegan, meskipun mereka sebenarnya buat makan saja kesusahan. Padahal, La Sape lebih dari sebuah subkultur, bahkan para politisi dan musisi menghormati gerakan ini.

"Bagi saya, La Sape hanyalah tentang kebersihan: Saya merasa nyaman dengan setelan Ozwald Boateng saya, jadi saya memakainya," kata Aime Champaigne, salah satu pengikut gerakan La Sape.

Namun, wajar saja jika ada yang menentang La Sape. Beberapa orang meyakini gerakan La Sape hanyalah obsesi yang membuat mereka kecanduan sehingga sulit berhenti. Hingga saat ini, La Sape masih terus eksis di Afrika dan mendapatkan peliputan besar berbagai media dari belahan dunia.