Jabar Masih Primadona di Mata Investor

Aug 3, 2023 08:00 · 1 tahun lalu
 156
Jabar Masih Primadona di Mata Investor
diskusi ekonomi yang digelar Ikatan Wartawan Ekonomi Bisnis (IWEB) Volume 1 bekerja sama dengan Bank Indonesia Jawa Barat

INFOBAIK.ID I BANDUNG,-Provinsi Jawa Barat menjadi ladang cukup besar bagi para investor menyimpan dananya dalam mengembangkan bisnis. Hal itu dikarenakan Jawa Barat memiliki faktor pendukung yang tak dimiliki wilayah lain. 

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jabar Nining Yuliastiani mengatakan, bahwa capaian investasi di provinsinya sudah di angka 55 persen dari target Pemprov yaitu Rp 188 triliun. 

Adapun tercatat hingga semester I 2023, nilai investasi di Jabar mencapai Rp103,6 triliun. Tingginya investasi tersebut tidak terlepas dari sarana dan prasarana yang memadai di Jabar sehingga para investor tetap memilih menanamkan modalnya di sini, meski upah para pekerjanya sudah terbilang tinggi. 

“SDM di Jabar ini dalam segi produktivitasnya tinggi. Jadi kalau dibandingkan dengan daerah lain yang upahnya lebih rendah, investor masih lebih banyak memilih berinvestasi di sini (Jabar,” kata Nining dalam diskusi ekonomi yang digelar Ikatan Wartawan Ekonomi Bisnis (IWEB)  Volume 1 bekerja sama dengan Bank Indonesia Jawa Barat, di Hotel Best Western, Jalan Merdeka, Kota Bandung, Rabu (2/8/2023)

Nining mengungkapkan, faktor penyebab Jawa Barat masih menggiurkan bagi para investor, dikarenakan infrastruktur yang mendukung. 

Pembangunan Tol Cisumdawu, salah satunya bisa berdampak pada investasi di Bandara Internasional Kertajati (BIJB). 

“Pak Gubernur (Ridwan Kamil) door to door menawarkan investasi. Selain itu, di Jabar paling banuak trase jalan tol, kemudian didukung aksesibilitass yang memiliki kemantapan cukup tinggi, infrastruktur dasar penyediaan energi, (ketersediaan) bahan baku, dan air juga Jabar jadi salah satu lokasi yang paling banyak pilihannya,” jelasnya. 

Selanjutnya, dalam waktu dekat Pemprov Jabar akan menggelar kegiatan ‘West Java Investmant Summit (WJIS) 2023’ di Kota Bandung. 

Kegiatan yang bekerja sama dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat ini bertujuan menawarkan proyek investasi kepada para investor. 

“Agenda yang kami fokuskan agar bisa planning project baik itu Pemerintah Daerah (Pemda) atau swasta. Di sana mereka mempresentasikan materi kepada investor,” katanya

Adapun, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Barat Cucu Sutara mengungkapkan, Jawa Barat sebagai juara investasi perlu dilakukan penetrasi agar dampaknya lebih terasa bagi masyarakat. 

“Diperlukan sinergi dan kolaborasi, baik itu antara pemerintah, pengusaha, dan lainnya. Dengan begitu, investasi yang masuk ke Jawa Barat bisa dirasakan oleh semua pihak,” ungkapnya 

Cucu meminta agar pihaknya bisa digandeng dalam pembentukan kebijakan investasi. “Jumlah pengusaha masih di bawah 2 persen, ini belum terlalu berpengaruh terhadap daya saing. Silahkan pemerintah membuat  kebijakannya dan kami Kadin, mengimplementasikan,” imbuhnya

Pada kesempatan yang sama, Akademisi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Padjajaran (Unpad) Bayu Kharisma menuturkan, berdasarkan data Kementerian Investasi, realisasi investasi di luar Jawa pada triwulan I tahun 2023 memberikan kontribusi lebih besar dibandingkan Jawa, yaitu 52,6 persen dengan nilai sebesar Rp172,9 triliun. 

Tingginya kontribusi luar Pulau Jawa terhadap total realisasi PMA dan PMDN pada triwulan I itu menunjukkan bahwa pemerintah tetap konsisten dalam menjalankan roda perekonomian Indonesia sentris. 

“Secara total Jawa Barat memang juara, namun untuk investasi PMA justru Sulawesi Tengah itu tertinggi,” ujarnya.

Berdasarkan lokasi, lima provinsi dengan realisasi PMA terbesar pada triwulan I tahun 2023 adalah Sulawesi Tengah sebesar Rp 28,8 triliun. 

Jawa Barat menduduki posisi kedua dengan serapan investasi sebesar Rp28,1 trilin, dan disusul DKI Jakarta, Banten, dan Riau. 

"Sedangkan, berdasarkan negara asal PMA, investasi Jawa Barat didominasi oleh investor asal Jepang dengan nilai investasi sebesar Rp 8,37 triliun untuk 1.757 proyek, diikuti oleh Tiongkok dengan nilai investasi sebesar Rp 3,96 triliun untuk 306 proyek,"pungkasnya