Kini, Belajar Matematika Semakin Mudah

Oct 9, 2024 14:00 · 16 hari lalu
 202
Kini, Belajar Matematika Semakin Mudah
Belajar matematika/Chis cyberschool

INFOBAIK.ID I SUMEDANG,-Suasana riuh tercipta dari anak-anak di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Menangga, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang. Mereka tampak asyik sedang mengikuti beragam permainan dari sejumlah gurunya.

Usut punya usut ternyata itu bukanlah sembarang permainan. Mereka diketahui sedang mempraktikan metode pembelajaran matematika bernama Gasing, akronim dari Gampang, Asyik, Menyenangkan atau nggak pusing.

Dalam metode ini anak-anak diajak belajar matematika sambil bermain. Permainannya sendiri seperti bermain kartu, bermain tebak-tebakan angka atau pun dengan sambil mengetengahkan permainan tradisional.

Metode tersebut diketahui digagas oleh Prof. Yohanes Surya yang saat ini digaet oleh Pemkab Sumedang melalui Dinas Pendidikan Sumedang dengan menggelar pelatihan kepada sejumlah guru dan siswa.

Sekretaris Daerah Sumedang Herman Suryatman mengatakan, salah satu upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah dengan meningkatkan di bidang pendidikan.

Terkait hal itu, sambung Herman, saat ini sedang digelar sebuah pelatihan dengan metode Gasing atau sebuah metode pembelajaran yang dapat memudahkan anak-anak dalam memahami mata pelajaran, salah satunya matematika.

"Beliau (Prof. Yohanes Surya) sudah teruji dan beliau ditugaskan oleh Presiden Joko Widodo dan Pak Menko untuk mengedukasi anak-anak dari Sabang sampai Merauke, Alhamdulillah di Jawa Barat, Sumedang terdepan kami undang langsung dan kami jemput langsung," papar Herman dengan didampingi Prof. Yohanes Surya kepada detikJabar di SDN Manangga, Minggu (5/2/2023).

Herman melanjutkan, metode Gasing yang dipraktikan diharapkan bisa meningkatkan indeks numerasi Kabupaten Sumedang.

"Memang belum optimal tapi dibandingkan daerah lain Sumedang berada diperingkat ke-4 untuk indeks numerasi ini, diharapkan satu tahun ke depan Sumedang bisa terdepan di Jawa Barat bahkan tingkat nasional," terangnya.

Indeks numerasi Kabupaten Sumedang diketahui baru mencapai 1,6 dari skala 1 sampai 3. Sementara indeks literasi berada diangka 1,8 dan indeks karakter berada diangka 2,3.

"Ketiga indeks itu kita dorong agar di atas 2 paling tidak mendekati 3, bisa sampai 2,5 lah, baik itu indeks numerasi, literasi ataupun karakter," ujarnya.

Menurut Herman, indeks numerasi menjadi salah satu yang harus diperhatikan mengingat Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) Kabupaten Sumedang menjadi terbaik pertama di tingkat nasional.

SPBE sendiri, kata Herman, hanyalah salah satu instrumen untuk mewujudkan masyarakat sejahtera. Oleh karenanya kiranya perlu generasi ke depan dapat menguasai dunia digital yang salah satunya dengan peningkatan indeks numerasi.

"Karena SPBE Sumedang bagus, kita persiapkan anak-anaknya juga menguasai digital, nah tentu dasar dari digital adalah algoritma dan algoritma itu dasarnya adalah logika matematika," paparnya.

Ia berharap dengan menerapkan metode Gasing, ke depannya anak-anak bisa memiliki kemampuan numerik.

"Kita harapkan tahun depan kita akan memberikan muatan lokal tentang coding, jadi harapan kami 10 sampai 20 puluh tahun ke depan Sumedang akan melahirkan para programer tangguh, bukan hanya untuk kepentingan Sumedang tapi nasional bahkan global," terangnya.

Herman menyebut, pelatihan metode Gasing yang digelar kali ini ditujukan kepada 26 guru dan 52 siswa SD. Pelatihan ini akan berlanjut dengan melatih 300 guru pada Februari dan Maret 2023 ini.

"Anak-anak yang terpilih dalam pelatihan ini adalah anak-anak yang dipersepsikan tertinggal dalam pelajaran matematikanya," tuturnya.

"Dengan pelatihan ini, pada 2023 kemampuan numerik anak-anak diharapkan akan meningkat tajam," tambahnya.

Sementara itu, Prof. Yohanes Surya mengatakan, mata pelajaran matematika menjadi pelajaran yang ditakuti oleh kebanyakan anak-anak lantaran banyak dari guru yang tidak memahami bagaimana cara mengajarnya.

"Tapi begitu tahu cara mengajarnya, matematika itu menjadi mata pelajaran yang gampang, asik dan menyenangkan," terangnya.

Ia mengklaim, dengan metode Gasing, dalam dua minggu anak-anak sudah dapat memahami konsep perkalian, pengurangan dan penjumlahan.

"Artinya untuk 7 hari pertama itu fokus pada penjumlahan, setelah itu untuk konsep perkalian itu 4 hari, perkalian selama 4 hari sudah bisa tiga digit dikali tiga digit, lalu untuk pengurangan, itu berapa digit saja itu butuh 2 hari dan terakhir pembagian itu butuh 2 hari, pembagian ini bilangan berapa saja bisa," tuturnya.

Menurutnya, pembelajaran pada 7 hari pertama menjadi proses paling lama. Sebab, saat itu sedang terjadi proses transformasi tentang cara pandang anak terhadap mata pelajaran.

"Jadi anak itu bukan sekadar belajar hitung, belajar hitung itu hanya bagian terkecil dari keseluruhan dari metode (Gasing) yang kita buat, lalu apa yang kita bentuk, pertama pola pikir, lalu karakter, kemudian kita bentuk juga kolaborasi, kita bentuk juga komunikasi," paparnya.


Ia menambahkan, dengan metode Gasing, anak-anak secara tidak langsung akan mempelajari 8 jenis kecerdasan, di antaranya seperti kecerdasan musik, bahasa, logika dan kecerdasan lainnya.

"Makanya dengan metode Gasing ini, suasana keriuhan akan tercipta di dalam kelas, kelas itu jadi seperti sarang lebah, karena di situlah terjadi intervensi gelombang dari anak-anak itu saling menguatkan sehingga mereka itu sangat antusias," ucapnya.