Perusahaan Konstruksi Asal Korea Beri Rp 1,18 M bagi Setiap Karyawan yang Punya Bayi

Feb 8, 2024 16:00 · 9 bulan lalu
 33
Perusahaan Konstruksi Asal Korea Beri Rp 1,18 M bagi Setiap Karyawan yang Punya Bayi
Perusahaan Konstruksi Asal Korea Beri Rp 1,18 M bagi Setiap Karyawan yang Punya Bayi /Halodoc

INFOBAIK I BANDUNG,- Salah satu perusahaan konstruksi asal Korea Selatan Booyoung Group akan memberikan uang tunai sebesar 100 juta won atau senilai US$ 75.000 (setara Rp 1,18 miliar dengan kurs Rp 15.772) bagi karyawan yang mempunyai bayi. 

Raksasa pengembang real estat itu rela mengeluarkan jutaan dolar untuk meningkatkan angka kelahiran.

Perusahaan tersebut juga akan memberikan uang tunai dengan total 7 miliar won atau senilai US$ 5,25 juta (setara Rp 82,8 miliar) bagi karyawan yang mempunyai 70 bayi sejak tahun 2021. Juru Bicara perusahaan tersebut mengatakan penawaran ini berlaku bagi karyawan laki-laki maupun perempuan.

Ketua Booyoung Group Lee Joong Keun mengatakan perusahaannya menawarkan dukungan finansial langsung kepada karyawannya untuk meringankan beban keuangan dalam membesarkan anak. Bagi karyawan yang memiliki tiga bayi akan diberikan pilihan.

Pilihannya adalah menerima uang tunai sebesar 300 juta won atau US$225.000 (setara Rp 3,5 miliar) atau perumahan sewa. Perumahan sewa ini berlaku apabila pemerintah menyediakan lahan untuk pembangunan.

"Saya harap kami dapat diakui sebagai perusahaan yang berkontribusi dalam meningkatkan angka kelahiran dan mengkhawatirkan masa depan negara ini," kata Lee, dikutip dari CNN International, Selasa (6/2/2024).

Sebelumnya, pemerintah Korea Selatan dan perusahaan swasta lainnya telah memberikan insentif keuangan untuk mendorong warganya memiliki lebih banyak anak. Namun, tidak sebesar tawaran yang diberikan Booyoung Group.

Korea Selatan menjadi salah satu negara dengan tingkat kelahiran terendah, yakni sebesar 0,78% pada tahun 2022. Badan Statistik Korea Selatan memperkirakan angka tersebut akan turun lebih jauh menjadi 0,65% pada tahun 2025.

Dengan data tersebut, hal ini berarti akan menjadi bom waktu demografi bagi Korea Selatan. Apalagi pertumbuhan warga yang berusia lansia menjadi lebih cepat hanya dalam beberapa dekade.

Selain Korea Selatan, negara-negara di Eropa juga mengalami hal serupa, di mana populasi penduduk lansia lebih banyak. Mereka dapat mengatasinya dengan imigrasi. Namun, Korea Selatan, Jepang, dan China menghindari imigrasi massal untuk mengatasi masalah tersebut.