SBM-ITB dan PLN Indonesia Power Saguling Luncurkan Jaringan Komunitas Sirkular

Dec 12, 2023 14:00 · 10 bulan lalu
 65
SBM-ITB dan PLN Indonesia Power Saguling Luncurkan Jaringan Komunitas Sirkular
SBM-ITB dan PLN Indonesia Power Saguling Luncurkan Jaringan Komunitas Sirkular


INFOBAIK.ID I BANDUNG,-Teras Hijau Projek (THP), sebuah inisiatif dari Dosen-dosen SBM ITB resmi meluncurkan Jaringan  komunitas sirkular (Circular Community Network) bersamaan dilaunchingnya sebuah program perberdayaan masyarakata bernama Pawon Sareng, sebuah bisnis komunitas ibu rumah tangga yang dibina menjadi pilot project bisnis rumah tangga dg konsep Climate fit dimana bisnis yg dikembangkan bertekat untuk mengurangi dampak lingkungan dan mengelola lingkungan sekitarnya.  

Acara yang berlangsung di Gang Hambali, Jalan Mentor RT 01/ RW07 Sukaraja, Cicendo, Bandung ini juga mengundang Para aktivis pengiat sampah di Bandung Raya.

Inisiatif komunitas sirkular di bawah Teras Hijau Projek merupakan program kolaborasi antara SBM-ITB dan PLN Indonesia Power Saguling, sebagai bagian dari program CSR perusahaan, yang memiliki misi mengubah sampah untuk ketahanan pangan dan cikal industri daur ulang melalui inovasi sosial".

“Mulai sekitar tahun 2021, kami meningkatkan isu pemberdayaan masyarakat. Kami berkolaborasi dengan akademisi, praktisi, termasuk teman-teman di ITB, khususnya yang aktif berpartisipasi dalam Teras Hijau Projek. Insya Allah kedepannya kita bisa berkolaborasi lagi dan lebih banyak lagi,” ujar Taufan K, perwakilan CSR PLN Indonesia Power Saguling yang turut hadir dalam grand launching acara tersebut.

Gerakan Teras Hijau Project menampilkan kontributor berpengaruh yang mendorong inisiatif keberlanjutan. Selain membantu rumah tangga merencanakan bisnisnya untuk beradaptasi dengan gerakan keberlanjutan.  Melalui kolaborasi Teras Hijau Project juga memperkenalkan produksi produk ramah lingkungan seperti pembuatan sabun dari enzim, dan inovasi lain dari sampah. Dengan harapan akan terwujud upaya tidak ada sampah lagi ke Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS).

Di acara peluncuran Circular Community Network ini, juga dihadiri dan didukubg oleh para inovator dan pejuang-pejuang sampah seperti yayasan Suci, Bening Saguling Foundation, Bank Sampah Bumi Inspirasi, Bank Sampah  Komunitas Cika Cika, Bank Sampah Sukamaju, dan beberapa aktivis lingkungan lain, termasuk dosen dan mahasiswa ITB. Mereka berkomitmen untuk berkolaborasi dan bekerja secara kolektif untuk  mewujudkan ekonimi sirkular melalui berbagai inovasi.

“Saya mengapresiasi kegiatan seperti ini yang sudah kami tawarkan melalui kegiatan praktikal. Upaya komunitas ini merupakan langkah signifikan menuju keberlanjutan di masa depan. Forum ini menjadi jembatan antar kesulitan kelompok, satu komponen bisa diatasi komponen lainnya Hasna, lulusan teknik lingkungan yang tinggal di salah satu komunitas mengatakan, “Kita bisa belajar bersama, membangun komunitas untuk menciptakan jaringan dan kolaborasi yang kuat.”jelasnya

Sementara Pawon Sareng, yang merupakan dapur bersama untuk para ibu Sukaraja, adalah salah satu model bagaimana UMKM kita bisa berbuat sebagai pioner dalam ekonomi sircular, melalui aktivis kolektif.

Proyek ini bertujuan memperkenalkan dan  mengembangkan perekonomian baru dengan berbagai model bisnis yang berbasis kekuatan untuk mencitakan kemandirian masyarakat. Diperkuat dengan pelatihan, pengembangan keterampilan yang tepat guna melalui kolaborasi baik praktisi dan akademisi ITB, Pawon Sareng diharapkan akan menjadi pioner sebuah langkah signifikan menuju penciptaan masyarakat sirkular.

Sejalan dengan agenda ESG SBM ITB. Aksi ini juga diintegrasikan dengan mata kuliah sosial entreperenurship di prodi kewirausahaan SBM ITB. Melia Famiola sebagai dosen koordinator mata kuliah ini benyebutkan harapannya bahwa setelah menyelesaikan dari kewirausahaan sosial, mahasiswa diharapkan akan lebih memiliki empati lebih besar dan memahami interaksi sosial dan lingkungan sebagai bagaian penting ekonomi masa depan.  

"Kami ingin mahasiswa mendapatkan pengalaman untuk merealisasikan tiga tujuan pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan, yaitu empati, emosi sosial, dan perubahan perilaku" menurut Melia, Mahasiswa dalam mata kuliah ini sudah melalui tujuan  satu dan dua

Ia berharap kedepannya mahasiswa dapat menjalankan poin ketiga menjadi agenda perubahan guna memperkuat ketangguhan masyarakat dan memberikan kontribusi yang lebih besar pada model ekonomi baru.

“Komunitas perempuan saat ini juga sedang memantapkan dirinya di sini, sehingga kita bisa terus berjalan secara keberlanjutan dan tidak sekedar seremonial,"ungkapnya 

Dalam wawancara terakhir, Taufan K menyatakan, “Saya berharap proyek seperti ini bisa menjadi pionir bagi proyek lain.” proyek yang dapat memecahkan masalah ekonomi, sosial, dan lingkungan."pungkasnya