Trauma Healing Bagi Pelajar Korban Gempa Cianjur

Nov 24, 2022 22:03 · 2 tahun lalu
 111
Trauma Healing Bagi Pelajar Korban Gempa Cianjur
Sejumlah sekolah rusak berat akibat gempa bumi di Cianjur

INFOBAIK.ID I KAB CIANJUR- Sebanyak 26 sekolah baik itu SMA dan SMK yang terdampak. Dari 26 sekolah tersebut ada yang masuk dalam kategori rusak ringan, sedang dan berat. Bahkan, sebanyak 12 siswa di SMKN 1 Cugenang harus mendapatkan perawatan hingga dilarikan ke Puskesmas. 

"Jadi total dari 26 itu hampir di 138 ruang kelas, termasuk ruang guru dia antaranya rusak berat. Dari pantauan kami yang terberat di daerah Cugenang dan juga di daerah Cilaku, termasuk juga saya memantau di SMAN 1 Cianjur," kata 
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jawa Barat (Jabar) Dedi Supandi Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jawa Barat (Jabar) Dedi Supandi kepada wartawan di Kabupaten Cianjur, Selasa (22/11/2022)

Melihat kondisi tersebut, Disdik Jabar akan memberikan trauma healing kepada siswa/i yang terdampak gempa bumi 5,6 Skala Richter (SR) di Kabupaten Cianjur.

Upaya tersebut guna membantu siswa/i terbebas dari gangguan psikologis seperti kecemasan pascabencana.

Dedi mengatakan, upaya memberikan trauma healing ini dilakukan bersinergi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3KB) Jawa Barat.

"Termasuk juga dengan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak, (P2TP2A) Jawa Barat untuk mencoba melakukan trauma healing bagi siswa-siswi yang kemarin terdampak gempa," ungkapnya

Dedi menilai, penting memberi trauma healing kepada siswa/i mengingat gempa yang terjadi di Kabupaten Cianjur banyak menelan korban jiwa. Tak sedikit pula siswa/i yang merasakan dampak dari gempa tersebut.

Kendati sejumlah sekolah mengalami kerusakan, namun ia memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan. Meski begitu, ada tiga pola yang dapat dipilih oleh satuan pendidikan sesuai dengan kondisi sekolah itu sendiri. 

Adapun tiga pola itu, yakni daring, hybrid (luring dan daring) dan ada juga sistem shift (pagi dan siang).

"Dan kewenangan itu saya serahkan kepada satuan pendidikan atau sekolah sekolah untuk membuat kebijakan mana yang kira kira bisa memudahkan dalam proses belajar mengajar tersebut," tegasnya

Tiga pola KBM di wilayah Kabupaten Cianjur yang masuk dalam lingkungan Kantor Cabang Dinas (KCD) Wilayah VI Jawa Barat ini, akan dipantau selama dua pekan. Selain itu, Dedi berpesan khusus kepada Kepala Sekolah dan KCD Wilayah VI Jabar agar menerapkan pola yang lebih ramah dalam Ujian Akhir Semester (UAS) di tanggal 5 Desember 2022 mendatang. 

"Kepala sekolah dan cabang dinas agar tolong dalam rangka ujian akhir semester di tanggal 5 ada pola pola yang lebih ramah anak pada saat anak anak masih dalam kondisi trauma," katanya.

Dedi menjelakan, pascagempa 5,6 SR yang terjadi di Kabupaten Cianjur, pihaknya langsung melakukan assesment dengan meninjau beberapa sekolah yang terdampak. Berdasarkan hasil peninjauan tersebut, Disdik Jabar akan melibatkan tim konsultan untuk mengkaji kelaikan bangunan sekolah sebagai tempat belajar.

Namun sebagai langkah awal, dia meminta satuan pendidikan yang sekolahnya terkena dampak bencana gempa agar melakukan pembersihan lokasi. Setelah dibersihkan, untuk sekolah yang mengalami kerusakan di atas 50 % kerusakannya pihaknya akan mencoba menyampaikan surat permintaan bantuan tenda untuk proses pembelajaran.

"Di samping itu sambil berjalan ada tim konsultan yang melihat, menilai kelayakan bangunan sekolah apakah bisa digunakan untuk proses belajar mengajar atau memang membahayakan," katanya.

Selain itu, Disdik Jabar akan membuat sejumlah langkah untuk memperbaiki bangunan sekolah yang terkena dampak gempa.

"Kita pun juga telah menyampaikan ke Kemendikbud, kita akan membuat langkah-langkah untuk perbaikan sarana baik itu yang bersumber dari DAK pusat, APBD, ataupun nanti CSR, atau anggaran belanja tidak terduga," pungkasnya.