Satgas : Penyebaran Virus PMK Butuh Penanganan Serius

Nov 14, 2022 16:41 · 2 tahun lalu
 48
Satgas : Penyebaran Virus PMK Butuh Penanganan Serius
BNPB

INFOBAIK.ID I BANDUNG – Bandan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) belum bisa memprediksi kapan berakhirnya penyebaran virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Penyakit ini dapat menyebar dengan sangat cepat mengikuti arus transportasi daging dan ternak terinfeksi, serta menimbulkan kerugian ekonomi yang sangat besar akibat penurunan berat badan permanen.

Sub Bidang 2, Satgas Penanganan PMK Bidang Pencegahan BNPB, Lilis Siti Muttmainnah menjelaskan, penyebaran virus PMK itu butuh penangan serius yang memerlukan peran aktif semua elemen masyarakat.

“PMK ini butuh penangan serius. Karena kalau tidak ditangani dengan serius, kerugian ekonominya juga akan berdampak pada kerugian negara juga. Makanya semua masyarakat perlu tahu bagaimana upaya pencegahannya,” ujar Lilis, Kamis (3/11/2022)

Perempuan berkacamata ini menegaskan, pihaknya terus melakukan upaya pencegahan guna meminimalisir penyebaran virus PMK. Terlebih, berakhirnya virus tersebut tidak bisa diprediksi. Walaupun kata Lilis, kasus saat ini mulai berkurang, tetapi virus tersebut masih berpotensi besar untuk terus muncul di lingkungan sekitar.

“Kita semua tidak bisa lepas tangan. Makanya kami berusaha terus meminimalisir penyebaran viris PMK ini sehingga kalau pun masih ada kasus, tapi dampaknya tidak besar,” terangnya.

Dijelaskan, memang PMK itu mustahil menular terhadap manusia. Akan tetapi, hewan ternak itu bagian penyumbang protein bagi manusia. Kemudian, sebagian besar perekonomian masyarakat tergantung pada hewan ternak.

“Kalau ternak sudah terinfeksi PMK, maka dari segi kualitasnya berkurang. Memang daging yang terinveksi PMK masih bisa dikonsumsi asalkan dimasak dengan cukup matang dan kasian ternak-ternak itu kalau tidak segera ditangani dengan baik,” paparnya.

Upaya pencegahan BNPB tersebut dengan melakukan bimtek kepada unsur masyarakat di 20 provinsi dari 34 provinsi secara nasional tak terkecuali di Jabar, merupakan provinsi yang sudah terjangkit PMK. Bimtek tersebut sudah berlangsung sejak awal September lalu. Di Jabar, bimtek BNPB ini berlangsung selama tiga hari sejak 21-23 September 2022.

Khusus di Jabar, Lilis menjelaskan, bimtek pencegahan PMK itu fokus pada lima kabupaten/kota di Jabar. Kelima daerah tersebut, merupakan wilayah tertinggi kasus PMK yang terbesar di 27 kabupaten/kota se-Jabar.

“Kami bimtek PMK, fokus ke walayah yang banyak terjangket PMK. Makanya, dari 27 Kabupaten/kota di Jabar, tapi ada lima kabupaten/kota yang PMK-nya masih tinggi, seperti Sukabumi, Garut, Indramayu, Kuningan, Kabupaten Bandung. Mereka kami latih dari materi PMK,” sebutnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta masyarakat untuk tidak khawatir terhadap Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Kang Emil –sapaan Ridwan Kamil– memastikan penanganan terhadap infeksi virus PMK di Jabar dilakukan dengan maksimal. Salah satunya dengan mempercepat vaksinasi.

“Masyarakat Jabar tetap tenang, penanganan PMK hewan di Jabar tertangani dengan baik menjelang Iduladha bulan depan, jangan khawatir,” kata Kang Emil.

Ia menjelaskan, pelaksanaan vaksinasi PMK pada hewan ternak di Jabar dilakukan tiga tahap yakni suntikan pertama, kedua, dan booster.

“Sama seperti vaksinasi COVID-19 suntikan pertama, kedua dan booster,” ucap Kang Emil.

Bagi hewan ternak yang sudah diperiksa sehat dan cukup umur, kata Kang Emil, akan diberikan sertifikat yang dipasangkan pada leher hewan. Hal itu menandakan bahwa hewan tersebut sehat dan siap untuk dikonsumsi.

“Semua yang sehat akan dikasih sertifikat yang bisa dicek menggunakan handphone. Jadi nanti di setiap kuping sapi sehat bisa di-scan barcode-nya, menandakan itu siap untuk dilakukan kegiatan khususnya untuk sapi potong,” pungkasnya