Telkom University Gali Potensi Desa Wisata Jawa Barat

Jan 10, 2023 17:04 · 2 tahun lalu
 180
Telkom University Gali Potensi Desa Wisata Jawa Barat
Telkom University Gali Potensi Desa Wisata Jawa Barat

INFOBAIK.ID I KAB BANDUNG,- Fakultas Komunikasi Telkom University (Tel-U) melalui Program Urban Village
menggali potensi desa wisata di Jawa Barat untuk meningkatkan perekonomian masyarakat desa.

Dekan Fakultas Komunikasi dan Bisnis Telkom University, Ade Irma Susanti mengatakan Urban Village ini melibatkan empat mata kuliah yaitu IMC (The Great Marketing Communication), MPR (Marketing Public Relation), Marketing Manajemen, dan Manajemen Brand.

"Urban Village yang sebelumnya bernama Global Village telah berjalan dari tahun 2014. Untuk tahun ini kita mencoba mempromosikan potensi desa wisata tersebut,"kata Ade kepada wartawan di Kampus Telkom University, Kabupaten Bandung, Sabtu (7/1/2023)

Urban Village merupakan ekspresi dari empat mata kuliah dengan mengangkat  desa wisata. Ke empat mata kuliah tersebut diantaranya IMC (The Great Marketing Communication), MPR (Marketing Public Relation), Marketing Manajemen, dan Manajemen Brand.

Sedangkan, beberapa desa yang akan dipromosikan meliputi Desa Cisande Sukabumi, Desa Cibuntu, Desa Sukalaksana, Saung Ciburial Garut, Desa Wangun Harga Kabupaten Subang, Desa Lebak Muncang Ciwidey, Desa Gegesik Kulon Cirebon dan Desa Wisata Pesanggrahan Kuningan. 


"Kita harapkan mahasiswa Tel-U bukan cuma sekedar belajar dari program tersebut tapi mereka bisa memberikan satu kontribusi bagi masyarakat,"ungkapnya 

Ade menyebutkan pihaknya juga meminta
Pemerintah Daerah (Pemda) setempat melanjutkan program yang telah digulirkan  Tel-U. Sebab,  branding wisata sangat penting dilakukan karena menjadi salah satu aset untuk meningkatkan ekonomi. 

Adapun, Koordinator Mata Kuliah Urban Village Telkom University, Ratih Hasanah
menambahkan pihak kampus telah memilih desa yang akan dipromosikan/branding oleh para mahasiswa. 

Branding desa wisata ini akan meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Meskipun demikian, hal itu tergantung dari Pemda setempat karena yang dilakukan oleh mahasiswa Tel-U hanya baru sebatas konsep branding. Namun, Pemda setempat bisa menerapkan metode yang sudah dikreasikan oleh mahasiswa Tel-U. 

"Proses branding ini hanya pada saat perkuliahan saja. Diharapkan proses ini dilanjutkan oleh Pemda setempat,"ungkapnya

Selanjutnya, program ini bisa berkelanjutan tapi dengan konsep yang berbeda. Misalnya saja untuk tahun yang lalu Urban Villa mengangkat Desa Digital sedangkan untuk tahun ini tentang Desa Wisata. 

"Jadi, setiap tahun berbeda. Kita ada dua semester untuk mengolah potensi desa ini,"ujarnya 

Pemda setempat pun bisa berkolaborasi kerja sama dengan kampus Telkom agar mendapatkan bimbingan tentang branding potensi desa masing-masing. 

"Jadi berbagai karya ini merupakan hasil proses kajian seperti melakukan survei dan riset,"katanya 

Dia mengakui jika dalam proses branding ini setiap desa memiliki hambatan masing-masing. Misalnya mengalami kendala ketika akses masuk ke desa tersebut karena  harus bayar.

"Itu hambatannya karena kita tidak mensubsidi mahasiswa. Tapi selanjutnya mereka memahami bahwa kita bukan untuk wisata melainkan untuk studi,"ungkapnya

Sementara itu,  salah satu mahasiswa, Fakultas Komunikasi Tel-U sekaligus 
Project manager Amba gegesiku, Muhammad Izza mengatakan pihaknya telah berhasil membranding Desa Gegesik Kulon Kabupaten Cirebon yang memiliki potensi Wayang Kulit. 

"Ini sesuai dengan tema yang diangkat yaitu desa pendidikan budaya,"ujarnya

Dia mengaku awalnya cukup sulit karena pada umumnya desa tersebut rerata memiliki potensi wisata alam. Sedangkan Desa Gegesik Kulon lebih ke bidang pendidikan dan budaya. Akhirnya berkat kerja sama tim, Desa Gegesik Kulon bisa dibranding sebagai desa budaya sebagai desa sustainable tourism. 

"Ka sempat kesulitan di situ karena tidak ada contoh yang bisa diikuti dari yang sebelumnya,"ungkapnya

Untuk itu, pihaknya lebih menonjolkan ke pendidikan budaya. Misalnya, pembuatan, cara permainan dan penyebarannya Wayang Kulit di kalangan masyarakat.

"Kita angkat keunikan seperti yang membuat, memainkan dan menyebarkannya wayang kulit adalah asli masyarakat di sana. Itulah keunggulan desa tersebut,"ungkapnya

Izza menambahkan untuk melestarikan budaya lokal pihaknya terus mensosialisasikan budaya Wayang Kulit di kalangan pelajar. Salah satunya, mengkampanyekan ke beberapa Sekolah Menengah Pertama di Kota Bandung. ia menegaskan bahwa Jawa Barat memiliki wayang kulit yang akan menambah kekayaan budaya lokal. 

"Soalnya kalau di Jawa Barat ini identiknya dengan wayang golek,"tegasnya

Selain secara offline sosialisasi juga dilakukan secara online dengan menghadirkan beberapa pembicara seperti budayawan yang berasal dari Desa Gegesik Kulon dan komunitas Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) .

"Jadi seluruh budaya desa wisata Gegesik Kulon kita branding di Bandung,"ujarnya

Dia menilai perhatian pemerintah terhadap potensi desa tersebut sudah ditunjukkan dengan adanya kerja sama antara Kemenparekraf dengan Desa Gegesik Kulon. 

"Diharapkan bukan hanya sebatas desa Gegesik Kulon tapi ke seluruh Indonesia. Jadi berbagai budaya yang cuma tersorotnya di satu tempat bisa menyebar lebih luas lagi,"pungkasnya